Monday, June 13, 2016

True Story Mahasiswi Semester Akhir

#Curhatan Mahasiswi Semester Akhir
Hai gauys Novi  kembali lagi dengan cerita sedih kali ini, Novi  sekarang baru tahu gimana rasanya menjadi mahasiswa semester akhir. Baiklah kali ini Novi  akan berbagi sedikit asam, pahit menjadi mahasiswa semester akhir. Dulu itu ya waktu Novi  masih semester bawah Novi hanya bisa melihat dan berkomentar dengan apa yang terjadi pada kakak tingkat. Namun  sekarang Novi bisa ngerasain sendiri bahkah paham dengan kondisi itu. Ternyata rasanya sangat menyakitkan menjadi mahasiswa semester akhir, semua itu berawal dari pengajuan judul yang tak kunjung di acc, kurangnya buku reverensi, proposal sudah jadi tiba-tiba diganti judul (itu artinya harus ngulang lagi dari nol), mengatur jadwal seminar yang susah banget (tiga dosen bisa yang satunya gak bisa), dan saat mau seminar proposal ditinggal dosen pergi (selama sepuluh hari ditinggal dosen pembimbing dan tiga minggu dosen penguji). Jadi selama tiga minggu itu Novi  nganggur total paling drama korea yang menemani kegalauan aku, hal itu disebabkan tidak ada kepastian  dari dosen penguji yang lagi liburan di B*** (dihubungi lewat sms tidak dibalas nelfon takut ngeganggu). Perlu teman-teman tahu ya semua itu belum terlalu menyakitkan guys karena masih banyak sandungan-sandungan kecil yang harus dilalui. Setelah seminar proposal telah terlaksana maka harus melawati yang namanya perbaikan proposal atau sering disebut revisi. Namun target revisi satu minggu pun gagal terealisasikan karena dosennya lupa membawa proposalnya dan Novi  harus nunggu dosenya sampai ingat untuk membawa proposal perbaikannya. Setelah selesai revisi proposal maka ada yang namanya ngurus surat penelitian dari sekolah, kampus dan Dinas. Tapi yang Novi  alami saat ini adalah masalah waktu yang begitu cepat berlalu sehingga menghambat semuanya, karena tidak memungkinkan melakukan penelitian di saat menjelang anak-anak perpisahan, anak-anak UAS dan menjelang libur puasa. Selain permasalahan tersebut hal yang paling menyakitkan itu adalah penghianatan-penghianatan kecil maupun penghianatan halus. Kalian pasti tahukan bahwa saat kita sibuk mungkin hanya beberapa biji orang yang masih memperduilikan permasalahan orang lain (mungkin saya juga termasuk hehe). Penghianatan halus yang saya alamai kita ambil hukmahnya aja ya guys, jadi intinya kalian jangan terlalu percaya dengan kata-kata dari orang, karena satu sudah beberapa kali mengalami hal demikian. Waktu itu saya mau melakukan ini tapi mr x berkata itu karena saya fikir itu baik ya saya turuti, tidak taunya itu yang memperlambat proses saya. Selain itu saya juga mengalami yang namanya mencari banya sekali sekolah yang bisa saya jadikan subjek penelitian sehingga harus berhadapan dengan bermacam-macam kepsek yang wow. Wisuda yang saya tergetkan bulan A****** sepertinya tertunda juga karena saya baru bisa melakukan penelitian sesudah lebaran Idul Fitri. Bisa dibayangkan saya harus nganggur lagi selama 1,5 bulan tanpa ada kegiatan yang ada dibenak saya mau saya isi dengan bekerja. Namun masalah yang membuat saya tak sangup untuk menjelaskan semua ini adalah pada ibuk dan bapak saya. Beliau sangat mengharapkan saya bisa wisuda bulan itu tapi apa mau dikata sepertinya keinginan itu harus dipending terlebih dahulu. Saya takut untuk berbicara dengan beliau, saya juga takut untuk pulang kekampung halaman karena malu apabila ditanya sama tetangga kapan wisuda (pasti dibilang kok lama banget). Padahal sebentar lagi puasa dan disusul lebaran tapi lebaran kali ini sepertinya lebaran yang menyedihkan untuk aku, bagaimna tidak teman-teman sudah menyandang gelar masing-masing tapi saya masih belum. Hanya gelar itulah yang bisa saya persembahnkan untuk beliau (ibu & bapak) karena saya fikir itu hadiah terindah di lebaran tahun ini. Meneteskan air mata bukanlah hal aneh lagi karena saat ingat orang tua rasanya sedih sakit dan gak tahu harus berbuat apa. Ada satu cara yang bisa menghilangkan kesedihan yaitu memohon ketenagan hati padaNya dan membaca Alqur’an, setidaknya semua itu akan mengusir kegelisahan menjadi sedikit berkurang. Saya punya sahabat seperjuangan yang tidak jauh beda kisahnya dengan saya sebut saya mr E ia juga mendapat sandungan masalah waktu. Kadang kami sering bercerita tentang perjalanan orang-orang yang begitu mulus (berdasarkan yang kami lihat lo ya), rasa iri pun sering menyelimuti hati kami. Bagaimana tidak kita juga ingin seperti mereka, mungkin semua ini karena usaha kami kurang maksimal. Saya hanya bisa mencoba untuk berfikir positif saja, Karena tidak mungkin saya menyalahkan dosen, orang lain, waktu atau yang lainnya.

Novi mohon doanya ya teman-teman yang berkenan membaca coretan ini, doakan Novi tetap semangat dan kuat menjalani semua ini. Novi juga doain untuk orang yang berkenan membaca blog novi semoga diampuni semua dosa-dosanya dan cepat menjadi orang sukses. Amin 

No comments:

Post a Comment