#Curhatan
Mahasiswi Semester Akhir
Hai gauys Novi
kembali lagi dengan cerita sedih kali
ini, Novi sekarang baru tahu gimana
rasanya menjadi mahasiswa semester akhir. Baiklah kali ini Novi akan berbagi sedikit asam, pahit menjadi
mahasiswa semester akhir. Dulu itu ya waktu Novi masih semester bawah Novi hanya bisa melihat
dan berkomentar dengan apa yang terjadi pada kakak tingkat. Namun sekarang Novi bisa ngerasain sendiri bahkah
paham dengan kondisi itu. Ternyata rasanya sangat menyakitkan menjadi mahasiswa
semester akhir, semua itu berawal dari pengajuan judul yang tak kunjung di acc,
kurangnya buku reverensi, proposal sudah jadi tiba-tiba diganti judul (itu
artinya harus ngulang lagi dari nol), mengatur jadwal seminar yang susah banget
(tiga dosen bisa yang satunya gak bisa), dan saat mau seminar proposal
ditinggal dosen pergi (selama sepuluh hari ditinggal dosen pembimbing dan tiga
minggu dosen penguji). Jadi selama tiga minggu itu Novi nganggur total paling drama korea yang
menemani kegalauan aku, hal itu disebabkan tidak ada kepastian dari dosen penguji yang lagi liburan di B***
(dihubungi lewat sms tidak dibalas nelfon takut ngeganggu). Perlu teman-teman
tahu ya semua itu belum terlalu menyakitkan guys karena masih banyak
sandungan-sandungan kecil yang harus dilalui. Setelah seminar proposal telah
terlaksana maka harus melawati yang namanya perbaikan proposal atau sering
disebut revisi. Namun target revisi satu minggu pun gagal terealisasikan karena
dosennya lupa membawa proposalnya dan Novi
harus nunggu dosenya sampai ingat untuk membawa proposal perbaikannya.
Setelah selesai revisi proposal maka ada yang namanya ngurus surat penelitian
dari sekolah, kampus dan Dinas. Tapi yang Novi alami saat ini adalah masalah waktu yang
begitu cepat berlalu sehingga menghambat semuanya, karena tidak memungkinkan
melakukan penelitian di saat menjelang anak-anak perpisahan, anak-anak UAS dan
menjelang libur puasa. Selain permasalahan tersebut hal yang paling menyakitkan
itu adalah penghianatan-penghianatan kecil maupun penghianatan halus. Kalian
pasti tahukan bahwa saat kita sibuk mungkin hanya beberapa biji orang yang
masih memperduilikan permasalahan orang lain (mungkin saya juga termasuk hehe).
Penghianatan halus yang saya alamai kita ambil hukmahnya aja ya guys, jadi
intinya kalian jangan terlalu percaya dengan kata-kata dari orang, karena satu
sudah beberapa kali mengalami hal demikian. Waktu itu saya mau melakukan ini
tapi mr x berkata itu karena saya fikir itu baik ya saya turuti, tidak taunya
itu yang memperlambat proses saya. Selain itu saya juga mengalami yang namanya
mencari banya sekali sekolah yang bisa saya jadikan subjek penelitian sehingga
harus berhadapan dengan bermacam-macam kepsek yang wow. Wisuda yang saya
tergetkan bulan A****** sepertinya tertunda juga karena saya baru bisa
melakukan penelitian sesudah lebaran Idul Fitri. Bisa dibayangkan saya harus
nganggur lagi selama 1,5 bulan tanpa ada kegiatan yang ada dibenak saya mau
saya isi dengan bekerja. Namun masalah yang membuat saya tak sangup untuk
menjelaskan semua ini adalah pada ibuk dan bapak saya. Beliau sangat
mengharapkan saya bisa wisuda bulan itu tapi apa mau dikata sepertinya
keinginan itu harus dipending terlebih dahulu. Saya takut untuk berbicara
dengan beliau, saya juga takut untuk pulang kekampung halaman karena malu
apabila ditanya sama tetangga kapan wisuda (pasti dibilang kok lama banget). Padahal
sebentar lagi puasa dan disusul lebaran tapi lebaran kali ini sepertinya
lebaran yang menyedihkan untuk aku, bagaimna tidak teman-teman sudah menyandang
gelar masing-masing tapi saya masih belum. Hanya gelar itulah yang bisa saya
persembahnkan untuk beliau (ibu & bapak) karena saya fikir itu hadiah
terindah di lebaran tahun ini. Meneteskan air mata bukanlah hal aneh lagi
karena saat ingat orang tua rasanya sedih sakit dan gak tahu harus berbuat apa.
Ada satu cara yang bisa menghilangkan kesedihan yaitu memohon ketenagan hati
padaNya dan membaca Alqur’an, setidaknya semua itu akan mengusir kegelisahan
menjadi sedikit berkurang. Saya punya sahabat seperjuangan yang tidak jauh beda
kisahnya dengan saya sebut saya mr E ia juga mendapat sandungan masalah waktu.
Kadang kami sering bercerita tentang perjalanan orang-orang yang begitu mulus
(berdasarkan yang kami lihat lo ya), rasa iri pun sering menyelimuti hati kami.
Bagaimana tidak kita juga ingin seperti mereka, mungkin semua ini karena usaha
kami kurang maksimal. Saya hanya bisa mencoba untuk berfikir positif saja,
Karena tidak mungkin saya menyalahkan dosen, orang lain, waktu atau yang lainnya.
Novi mohon
doanya ya teman-teman yang berkenan membaca coretan ini, doakan Novi tetap
semangat dan kuat menjalani semua ini. Novi juga doain untuk orang yang berkenan membaca blog novi semoga diampuni semua dosa-dosanya dan cepat menjadi orang
sukses. Amin