Kabupaten Mukomuko
|
Nama Resmi
|
:
|
Kabupaten Mukomuko
|
Ibukota
|
:
|
Mukomuko
|
Provinsi
|
:
|
Bengkulu
|
Batas Wilayah
|
:
|
Utara:
Berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera barat
Selatan: Berbatasan dengan Kecamatan Putri Hijau, Kabupaten Bengkulu Utara Barat: Berbatasan dengan Samudera Hindia Timur: Berbatasan dengan Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Merangin Propinsi Jambi |
Luas Wilayah
|
:
|
4.036,70 km²
|
Jumlah Penduduk
|
:
|
176.810 Jiwa
|
Wilayah Administrasi
|
:
|
Kecamatan : 15, Kelurahan : 3, Desa : 153
|
Website
|
:
|
|
Kabupaten
Mukomuko berdiri dengan dasar UU RI Nomor 3 Tahun 2003, tanggal 25 Februari
2003. Pembetukan Mukomuko sebagai kabupaten terpisah dari induknya yakni
Bengkulu Utara dilandasi berbagai pertimbangan strategis, yang bermuara pada
pengembangan wilayah dan optimalisasi pembangunan daerah. Kabupaten ini
dibentuk atas ketentuan perundang-undangan yang berlaku,serta motivasi untuk
membangun daerah
Adapun UU RI Nomor 3 Tahun 2003 sebagai dasar hukum berdirinya Kabupaten Mukomuko.
Adapun UU RI Nomor 3 Tahun 2003 sebagai dasar hukum berdirinya Kabupaten Mukomuko.
SOSIAL
BUDAYA
Penduduk asli Mukomuko terdiri dari 2 suku
bangsa, yaitu Mukomuko dan Pekal. Suku bangsa Mukomuko masih menganut tipe
kesatuan kerabat yang disebut kaum. Ada lima Kaum di Kabupaten Mukomuko yaitu
Kaum Limo Suku, Kaum Enam Dahulu, Kaum Delapan, Kaum Empat Belas, Kaum Enam Di
Hilir.
Bahasa yang diucapkan oleh suku Mukomuko ini adalah bahasa
Mukomuko. Oleh para peneliti bahasa, bahasa Mukomuko ini dianggap sebagai
bagian dari dialek bahasa Minangkabau, karena terdapat beberapa kemiripan
dengan bahasa Minangkabau. Sebenarnya selain mirip dengan bahasa Minangkabau,
bahasa Mukomuko ini juga sangat berkerabat dengan bahasa Rejang, karena hampir
60% mirip dengan bahasa Rejang. Sedangkan terdapatnya dialek Minangkabau pada
bahasa Mukomuko ini diperkirakan dialek ini dibawa oleh para pendatang Minangkabau
pada masa lalu yang hidup berbaur dengan masyarakat setempat, dan secara tidak
langsung membawa pengaruh ke dalam bahasa asli suku Mukomuko ini. Jadi bahasa
Mukomuko ini kemungkinan merupakan hasil asimilasi antara bahasa Rejang dengan
bahasa Minangkabau serta dengan bahasa Melayu setempat.
Di wilayah perkotaan pemukiman penduduk dalam bentuk kesatuan kampung/desa. Beberapa kampung/desa di perkotaan tersebut secara administratif dipersatukan dalam satu kesatuan wilayah kelurahan. Di perdesaan pemukiman penduduk bersatu dalam bentuk kesatuan dusun, kemudian beberapa dusun dipersatukan dalam kesatuan administratif desa.
Di wilayah perkotaan pemukiman penduduk dalam bentuk kesatuan kampung/desa. Beberapa kampung/desa di perkotaan tersebut secara administratif dipersatukan dalam satu kesatuan wilayah kelurahan. Di perdesaan pemukiman penduduk bersatu dalam bentuk kesatuan dusun, kemudian beberapa dusun dipersatukan dalam kesatuan administratif desa.
Mata pencaharian utamanya adalah bertani, menangkap
ikan, berdagang, menganyam rotan dan pandan. Kaum wanita umumnya membuat batik
yang disebut Besurek dan songket Bengkulu. Kerajinan khas suku Muko Muko adalah
kerajinan batu akik. Di samping itu rakyat juga mengusahakan perkebunan rakyat
dengan hasil utama : karet, cengkeh dan kelapa sawit.
Sistem kekerabatannya bersifat bilateral, garis keturunan ditarik melalui
pihak laki-laki atau perempuan. Upacara pernikahan biasanya dilakukan selama
tujuh hari tujuh malam sebelum kedua mempelai bersanding di pelaminan.
Budaya yang sangat terkenal dari suku Muko
Muko adalah Tari Gandai, yang merupakan bentuk kesenian dengan ciri budaya
Melayu dan dipengaruhi kesenian Minangkabau. Pada saat tertentu, misalnya,
menghadiri upacara adat tertentu, mereka memakai busana adat, yaitu jenis teluk
belanga/jas tutup warna hitam lengkap dengan destar kain besurek (untuk pria)
dan jenis baju/kebaya "Betabur" dengan pasangan kain songket
berbenang emas (untuk wanita). Dalam komunikasi sehari-hari, suku Muko-Muko
memakai bahasa Rejang yang merupakan bahasa campuran antara bahasa Minangkabau
dan bahasa Rejang.
PARIWISATA
Objek wisata
yang terdapat di Kabupaten Mukomuko, antara lain: Pantai Abrasi (Tapi Lauik),
Danau Teratai Indah, Danau Lebar, Danau Nimbung, Dam Air Manjunto, Benteng Anna
(Forth Anna, Pantai Air Rami, Pantai Pandan Wangi, bendungan yang diresmikan
Presiden Soeharto terletak di Kec. V Koto dan yang tidak kalah menarik
adalahKonservasi Penyu, berlokasi di Desa Retak Ilir Kecamatan Mukomuko
Selatan.
Warisan
budaya lokal yang meliputi kemegahan budaya dan sejarah kerajaan, dapat digali
bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk mengunjungi kota ini.
untuk terus dilestarikan demi kelangsungan warisan dari masa lalu dan sejarah
AGAMA/KEPERCAYAAN
Suku Muko
Muko menganut agama Islam yang masih bercampur dengan kepercayaan asli mereka
(animisme). Mereka takut kepada roh ibu yang meninggal karena melahirkan, dan
mereka juga mengkeramatkan pohon besar serta kuburan nenek moyang.
KEBUTUHAN
Saat ini
suku Muko Muko membutuhkan peningkatan hasil pertanian dan khususnya perkebunan
rakyat agar dikelola dengan lebih maksimal sehingga menaikkan kesejahteraan
mereka. Di bidang pendidikan mereka membutuhkan tenaga pengajar bahasa
Indonesia karena hanya 7% dari orang Muko Muko yang bisa berbicara dan mengerti
bahasa Indonesia, bahkan komunikasi di TK maupun SD masih menggunakan bahasa
Muko Muko
|

No comments:
Post a Comment